Selasa, 05 Mei 2015

Kabupaten Dompu

Lokasi NTB Kabupaten Dompu.svg
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Lokasi_NTB_Kabupaten_Dompu.svg

Dompu, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Dompu. Kabupaten ini berada di bagian tengah Pulau Sumbawa. Wilayahnya seluas 2.321,55 km² dan jumlah penduduknya sekitar 218.000 jiwa. Kabupaten Dompu berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa dan Teluk Saleh di barat, Kabupaten Bima di utara dan timur serta Samudera Hindia di selatan.
Dompu terkenal sebagai penghasil susu kuda liar dan madu. Selain itu Dompu juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan keragaman genetik hewan penghasil daging misalnya kerbau rawa atau kerbau lumpur (sahe dalam bahasa Dompu) yang selama ini belum juga diketahui tingkat keragaman genetiknya dengan kerbau di daerah lain untuk menambah sumber informasi akan kekayaan plasma nutfah di Dompu akan segera dilakukan penelitian yang akan memberikan hasil nyata dari pertanyaan oleh pakar kerbau selama ini. Budaya masyarakat Dompu sangat dekat dengan Kabupaten Bima, Meskipun terdapat sedikit perbedaan dari logat dan bahasanya.
Tokoh yang berasal dari Dompu antara lain adalah Muhammad Feisal Tamin, Burhanuddin Magenda dan beberapa lagi yang mempunyai tempat dalam pergulatan Nasional, bahkan internasional.
Pembagian kecamatan
Kabupaten Dompu dengan ibukota di Dompu terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:
1.    Dompu, jumlah penduduk = 49.854 jiwa
2.    Hu'u, jumlah penduduk = 16.050 jiwa
3.    Kempo, jumlah penduduk = 18.185 jiwa
4.    Kilo, jumlah penduduk = 11.971 jiwa
5.    Manggelewa, jumlah penduduk = 27.777 jiwa
6.    Pajo, jumlah penduduk = 12.545 jiwa
7.    Pekat, jumlah penduduk = 30.887 jiwa
8.    Woja, jumlah penduduk = 51.704 jiwa
Serta terdiri dari 9 kelurahan, 44 desa definitif dan 4 desa persiapan.
Kondisi fisik
Kondisi fisik wilayah Kabupaten Dompu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Keadaan kemiringan tanah dan ketinggian
Kemiringan tanah (lereng)
Berdasarkan data yang telah diklarifikasi dapat diketahui bahwa:
•    Lereng 0-2,5% (datar) seluas 42.950 ha atau 18,48%
•    Lereng 2,5-15% (landai) seluas 73.349 ha atau 31,55%
•    Lereng 15-40% (begelombang sampai dengan berbukit) seluas 87,911 ha atau 37,82%
•    Lereng di atas 40% (terjal) seluas 28.250 ha atau 12,15% masing-masing dari luas wilayah
Ketinggian
Ketinggian tempat dari permukaan air laut merupakan faktor yang perlu diperhatikan di dalam menilai fisik suatu wilayah/daerah terutama yang berhubungan dengan penyediaan sumber daya tanah.
Bersumber pada perhitungan peta ketinggian Kabupaten Dompu pada skala 1:100.000, diperoleh data ketinggian sebagai berikut:
•    Ketinggian 0–100 m dpl seluas 7.705 ha (31,28%)
•    Ketinggian 100–500 m dpl seluas 107.815 ha (46,38%)
•    Ketinggian 500-1.000 m dpl seluas 34.150 ha (14,69%)
•    Ketinggian di atas 1.000 m dpl seluas 17.790 ha (7,65%)
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa wilayah Kabupaten Dompu terbesar berada pada ketinggian 100–500 m dpl, menyebar pada masing-masing kecamatan.
Iklim
Kabupaten Dompu termasuk daerah yang beriklim tropis dengan musim hujan rata-rata bulan Oktober sampai April setiap tahun, mempunyai tipe iklim D, E dan F (menurut Ferguson dan Smith).
Pada musim kemarau, suhu udara relatif rendah (20 °C - 30 °C) pada siang hari dan di bawah 20 °C pada malam hari.
Berdasarkan sumber data curah hujan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dompu selama tahun 1984 sampai dengan 1992, dapat diketahui bahwa curah hujan rata-rata per tahun sebanyak 1.038,73 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 77 hari.
Tanah air
Air sebagai sumber penghidupan utama bagi mahluk hidup, cukup tersedia di Kabupaten Dompu. Persediaan air dimaksud cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk kebutuhan pengairan bagi daerah pertanian.
Di Kabupaten Dompu terdapat 19 buah sungai besar dengan debit yang bervariasi. Pada musim hujan sering terjadi kebanjiran yang kadang-kadang merusak tanaman pertanian ataupun pemukiman penduduk.
Selanjutnya disamping 19 buah sungai besar tersebut masih ada beberapa buah sungai kecil serta mata air yang berair sepanjang tahun sebagai sumber penghidupan masyarakat.
Geologi
Berdasarkan peta Geologi Pulau Sumbawa keadaan geologi di Kabupaten Dompu adalah sebagai berikut:
1.    Endapan permukaan, menyebar diseluruh wilayah kecamatan dengan luas areal 11.602 ha atau 5% dari luas wilayah. Endapan permukaan terdiri dari kerikil, pasir dan lempung.
2.    Batuan gunung api, terdiri dari gunung api muda, hasil gunung api tua dan lebih tua. Tersebar di wilayah Kecamatan Pekat, Kecamatan Kempo dan Kecamatan Dompu bagian timur. Luas areal 113.557 ha atau 48,85% dari luas wilayah Kabupaten Dompu.
3.    Batuan endapan, lempung tufan, tersebar di wilayah Kecamatan Pekat dengan luas areal penyebaran 1.562,5 ha.
Jenis tanah
Jenis tanah dijadikan sebagai dasar pemanfaatan tanah, terutama untuk menentukan jenis tanaman yang cocok sesuai dengan jenis tanahnya dan juga menentukan sifat fisik, yaitu kepekatan terdapat erosi sehingga sangat penting dalam menentukan fungsi lindung.
Berdasarkan peta Provinsi Nusa Tenggara Barat diperoleh data bahwa jenis tanah yang ada di Kabupaten Dompu antara lain kompleks litosal mediteran coklat, kompleks renzina dan litosal dengan luas areal 63.460 ha.
Sumber     : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Dompu
Waktu        : 4 mei 2015

Sabtu, 02 Mei 2015

WISATA BUDAYA, KAMPUNG ADAT, TARIAN DAERAH SUMBA TIMUR

Rumah Tradisional

Bentuk atapnya tinggi lancip, serupa menara dimana tersimpan benda-benda pusaka (Tanggu Marapu).Tiap-tiap Rumah Adat mempunyai 3 bagian: Bagian bawah, tengah dan atas rumah, mencerminkan simbol alam dalam pandangan Suku Bangsa Sumba, yakni alam bawah (tempat arwah), alam tengah (tempat manusia) dan alam atas (tempat para dewa).Dengan demikian rumah bukan hanya tempat kediaman manusia tetapi juga merupakan tempat kebaktian dan pusat persekutuan sosial dan ekonomi  ( center of social gathering and economic ).
Sekeliling rumah adat terdapat kubur-kubur batu besar dengan berbagai bentuk dan ukiran yang indah baik yang telah beratus tahun maupun yang baru, sebagai manifestasi kejayaan jaman megalitik di masa lampau, dengan karakteristik adat istiadatnya masing-masing.rumah bukan hanya tempat kediaman manusia tetapi juga merupakan tempat kebaktian dan pusat persekutuan sosial dan ekonomi ( center of social gathering and economic ). Sekeliling rumah adat terdapat kubur-kubur batu besar dengan berbagai bentuk dan ukiran yang indah baik yang telah beratus tahun maupun yang baru, sebagai manifestasi kejayaan jaman megalitik di masa lampau, dengan karakteristik adat istiadatnya masing-masing.


Tarian Tradisional

Berbagai tarian tradisional terdapat diseluruh daerah Sumba Timur yang disajikan pada upacara ritual, pagelaran dan acara pemerintahan yang diiringi oleh nyanyian lagu-lagu adat, gong dan tambur serta alat musik dari bambu (nggu’nggi dan jung’ga au) yaitu tari Ndua kali, tari Kadingangu, tari Ngguku (Wulu Manu), tari Parinna, tari Ludu, tari Panapang Baru, tari Patang, tari Pata Pandailung, tari Waluk, tari Kanduku Wuaka dan tarian penyambutan tamu agung yaitu: Ninggu Harama dan Harama.
Selain di kampung-kampung tradisional, tarian diatas dapat juga disaksikan di sanggar-sanggar seni antara lain : sanggar tari Ori Angu (Lambanapu), sanggar tari Ninggama (Prailiu), sanggar tari Mbeni Mangu (Wangga), sanggar tari Talu Nggeda (Kawangu), Gempar (Praimbana), Prainatang (Mondu), Praiyawang (Rindi), Katala Hamu Lingu (Lewa), Riki Mata (Radamata), Manandang Pa’Ori ( Desa Praikalala), Guagat Paraingu (Kecamatan Kananggar).


Kematian Dan Penguburan

Kematian dilihat dari transisi antara hidup duniawi dan akhirat dan merupakan peristiwa penting dalam perjalanan seseorang menuju kebahagiaan sejati. Oleh karenanya penguburan harus dilaksanakan dengan upacara khusus agar arwah manusia layak masuk dalam Praimarapu (Surga). Setelah mayat disimpan bahkan sampai bertahun-tahun, dilakukan penyembelihan ternak kerbau dan kuda dalam jumlah besar (tergantung status sosial) sebagai sesaji pengiring penguburan. Upacara ini terdiri dari dua tahap, pertama
jenazah dibungkus dengan kain berlapis-lapis lalu diletakkan dalam peti kayu dengan diameter 1,50 cm (pada jaman dahulu tidak menggunakan peti berbahan kayu, melainkan menggunakan kulit kerbau yang telah dikeringkan). Jenazah diletakkan dalam posisi jongkok (seperti posisi janin dalam rahim ibu, yang memiliki makna “Lahir Baru”) lalu ditempatkan dalam rumah adat sambil menantikan upacara berikutnya.
Jenazah dijaga oleh Papanggang/Ata Ngandi (Hamba Bawaan) yang juga berperan sebagai mediator dengan sang arwah. Sehari sebelum berakhirnya tahap pertama diadakan upacara Pahadang yang dipimpin oleh Ratu (Pendeta Marapu). Sebelum tahap kedua, batu kubur sudah disiapkan dengan ukuran tergantung status sosial. Batu tersebut harus ditarik dari luar kampung yang diawali dan diakhiri dengan upacara khusus. Jenazah diusung dan diarak dalam suatu prosesi sambil diiringi oleh arakan kuda berhias yang ditunggangi oleh hambanya (Ata Ngandi) sampai ketempat pemakaman jenazah ditempatkan dalam kubur batu megalit. Anda dapat melihatnya di Kampung Prailiu, Pau dan Praiyawang, serta kampung-kampung tradisional lainnya.


Seni Dan Kerajinan Tangan

Kekhasan tenun ikat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi ketenaran Sumba Timur di mata dunia. Disebut tenun ikat karena kegiatan mengikat amat berperan. Sebelum ditenun, benang diikat menurut pola yang telah ditentukan sebelumnya, lalu dicelup dalam pewarna, hanya kini masi digunakan benang yang dipintal secara manual dan alamiah. Kekuatan kain tenun Sumba Timur bukan saja terletak pada desain yang unik, penuh simbol-simbol dekoratif bermakna sosial kemasyarakatan hingga keagamaan ataupun tata warna alamiah yang sangat menarik tetapi justru pada proses pembuatan yang melibatkan jiwa penenunnya tersebut, yang memungkinkan waktu berbulan-bulan masa kerja dilalui dengan penuh kesabaran serta ketekunan yang luar biasa. Tenunan biasanya digunakan untuk pakaian adat, belis, membungkus jenazah dan lainnya sebagainya. Proses pembuatan tenun ikat dapat dilihat di Kampung Prailiu, Kampung Lambanapu, Kampung Mauliru, Kampung Pau, Kampung Praiyawang dan Desa Watuhadang serta Desa Kaliuda yang merupakan pusat kerajinan tenun ikat.
Bagi orang Sumba Timur, semua benda seni primitif memiliki fungsi sosial berkaitan dengan kepercayaan Marapu. Patung dan ukiran (Penji) dari kayu dan batu, anyam-anyaman dari daun pandan dan lontar (tikar, tas, karuku/tempat nasi dan mbuala pahappa/tempat sirih pinang wanita serta kalumbutu/tempat sirih pinang pria) dan kerajinan tembikar dari tanah liat serta berbagai aksesoris logam (Mamuli, Luluamahu dan anting-anting).

INFO HOTEL DAN TARIF DI KOTA WAINGAPU
1.       MERLIN HOTEL, Jln. D. I. Panjaitan No. 25,Telp. 0387-61300, Waingapu
          Tarif kamar :
          -    Suite             Rp. 275.000/hari
          -    VIP            Rp. 176.000/hari
          -    Standard        Rp. 132.000/hari
          Menyediakan Rent Car
2.       SANDLEWOOD HOTEL, Jln. D. I. Panjaitan No. 23, Telp. 0387-61887, Waingapu
          Tarif Kamar
          VIP
         -    Single            Rp. 187.000/hari
         -    Double        Rp. 209.000/hari
         -    Triple            Rp. 231.000/hari
         Standard
        -    Single            Rp.  99.000/hari
        -    Double        Rp. 143.000/hari
        -    Triple            Rp. 165.000/hari
        Ekonomi
        -    Single            Rp.  66.000/hari
        -    Double        Rp.  99.000/hari
        -    Triple            Rp. 110.000/hari
        Menyediakan Rent Car
3.     ELVIN HOTEL, Jln. A. Yani No. 73, Telp. 0387-61642, Waingapu
        Tarif kamar
        VIP            Rp. 500.000/hari
        Standard            Rp. 450.000/hari
        Menyediakan Rent Car
4.     KALIUDA HOTEL, Jln. W. J. Lalamentik No. 3, Telp. 0387-61264 -62806, Waingapu
        Tarif kamar        Rp. 150.000/hari
5.     SURABAYA HOTEL, Jln. Eltari No. 2, Telp. 0387-61125, Waingapu
        Tarif kamar
        Standard            Rp. 100.000/hari
        Ekonomi            Rp.  50.000/hari
6.     LIMA SAUDARA HOTEL, Jln. Wanggameti No. 2, Telp. 0387-61083, Waingapu
        Tarif kamar
        Rp. 90.000/hari s/d Rp.110.000/hari
7.     HOTEL  JEMMI, Jln. Umbu Marahongu No.-, Telp. 0387-62747, Waingapu
        Tarif kamar
        Standard            Rp. 200.000/hari
        Ekonomi            Rp. 120.000/hari
8.     Tanto Hotel, Jln. Prof. Dr. W.Z Yohanes No. 14, Waingapu, Telp. 0387-62500, 0387-61048,               HP. 081283255500
        Tarif kamar
        Suite             Rp. 640.000/hari
        Executive        Rp. 560.000/hari
        Standard            Rp. 490.000/hari
9.     MELATI, Jln.U.T Marisi No. 36, Telp. 0387-62030, Waingapu
        Tarif kamar            Rp. 150.000
10.   Wisma Cendana, Jl. Pulau Sabu Kelurahan Kambajawa
        Tarif kamar            Rp. 200.000/hari
11.   Wisma Eldorado, Jln.  Matawai Amahu Nr.23, Waingapu, Sumba 87112, Indonesia
        Tarif kamar  :
        Rp. 100.000/hari (1 orang)
        Rp. 140.000/hari (2 orang)
       
       Sumber : http://www.sumbatimurkab.go.id/wisata-budaya.html